Fenomena Yang Terjadi Akibat Dampak Virus Corona

Virus Corona yang hadir ditengah-tengah masyarakat pada tahun 2020 sungguh menyita perhatian. Dampak yang terlihat tidak hanya mempengaruhi kesehatan masyarakat, akan tetapi turut mempengaruhi perekonomian negara. Bahkan saat ini perekonomian dunia mengalami tekanan berat yang diakibatkan oleh virus tersebut. 


Virus Corona muncul dan memberikan begitu banyak pengaruh dalam berbagai sektor. Salah satu sektor yang terdampak dan begitu terasa adalah sektor ekonomi. Hal ini menjadi merupakan isu terkini dan menjadi krisis ekonomi global yang terjadi saat ini.

Dalam jurnal AkMen Volume 17 Nomor 1 Maret 2020 Hal.90-98 e-ISSN : 2621-4377 & p-ISSN : 1829-8524 , Chairul Iksan Burhanuddin dan Muhammad Nur Abdi membahas dampak global dari hadirnya virus corona. Menggunakan deskriptif kualitatif,  mendeskripsikan fenomena dan literatur yang ada. Bahwa melihat perkembangan dan pengaruh ekonomi tidak hanya sebatas lingkup ekonomi itu sendiri. Akan tetapi ekonomi juga bisa terdampak dari budaya dan kesehatan. Hal ini dibuktikan dengan menyebarnya virus Corona turut membawa dampak negatif pada perekonomian dunia. 

Dari beberapa fluktuasi ekonomi secara global, baik itu dari sektor keuangan hingga nilai tukar emas , Corona mempengaruhi 3 sektor yaitu pasar saham, Surat utang, dan Nilai Emas. Selain itu untuk dalam negeri juga terdampak dikarenakan sebagian besar transaksi ekspor-impor Indonesia berasal dari negara China.

1. Sektor Pasar Modal
Virus Corona yang ganas telah membuat investor lari kocar-kacir dari pasar saham global. Pasar ekuitas global bergerak sangat ‘liar’ atau dengan volatilitasnya yang sangat tinggi. Hal ini tercermin dari indeks
volatilitas (VIX) keluaran Chicago Board Options Exchange yang berada di level tertingginya dalam lima tahun.
Artinya penetrasi Virus Corona terhadap pasar modal terdampak cukup serius. Selain itu mempengaruhi tingkat keputusan investasi dari beberapa investor sehingga terlihat begitu signifikan dampaknya.
Virus Corona juga membuat kondisi mental investor menjadi panik dan membuat pasar saham global mendapat tekanan hebat. Kalau dihitung sejak awal tahun kinerja bursa saham global masih mencatatkan pelemahan.

2. Perdagangan Surat Utang
Imbal hasil (yield) surat utang AS bertenor 10 tahun yang berada di level terendahnya dalam sejarah. Yield obligasi pemerintah AS untuk tenor 10 tahun berada di level 0,7070% pada Jumat (6/3/2020). Artinya investor dalam 3 tahun terakhir telah mengambil keputusan tiba-tiba ditengah kondisi Virus Corona (Covid-19) dengan memutuskan untuk tidak tertarik dengan surat utang yang dikeluarkan oleh AS. Virus Corona dengan sigap telah melahap sektor ekonomi dinegara paman Sam dengan cukup cepat.

3. Perdagangan Emas  
Sementara itu harga emas kembali melambung dan mencetak rekor tertingginya dalam tujuh tahun. Pada penutupan perdagangan pasar spot Jumat (6/3/2020) harga emas di tutup di level US$ 1.673/troy ons. Artinya emas perkasa dalam 3 tahun terakhir. Hingga bulan maret tahun 2020 emas telah mencapai nilai sekitar Rp. 800.000, mengingat nilai emas di 3 bulan sebelumnya masih dikisaran harga Rp. 600.000. Emas yang semula hanya dikategorikan sebagai save haven atau asset yang minim resiko telah menjadi sebuah wadah investasi yang cukup diminati. Hal ini terlihat di perdagangan emas di pasar spot yang terus mengalami lonjakan ditengah kepungan Virus Corona.

4. Ekonomi Dalam Negeri (Indonesia)
Berbagai kebijakan dan stimulus dilakukan oleh Indonesia dalam rangka menangkal kondisi ekonomi global yang diakibatkan oleh virus Corona. Pergerakan nilai tukar dan harga minyak yang terkontraksi terus menerus mengharuskan pemerintah segera mengambil kebijakan.

Diantaranya memberikan kebijakan suku bunga dan diskon harga tiket pesawat agar masyarakat tetap tertarik untuk melakukan kunjungan wisata ke beberapa kota destinasi wisata.

Variasi stimulus untuk mengurangi tekanan yang dialami dan volatilitas yang tinggi di pasar saham tanah air, otoritas bursa akhirnya memutuskan untuk menghentikan transaksi short selling di tengah kondisi kepanikan seperti sekarang ini (5 Ngerinya Ramalan S&P Soal Corona ke Ekonomi, RI Bisa Selamat - Halaman2, n.d.).

Terkait apakah ekonomi RI dan pasar keuangan domestik bisa selamat atau tidak tentu harus melihat banyak faktor seperti sampai kapan wabah ini akan menjangkiti dunia, seperti apa langkah atau respons serta koordinasi negara-negara di dunia dalam melawan virus corona baik dari segi sistem kesehatan hingga stimulus fiskal maupun moneter.

Berdasarkan beberapa referensi yang telah disajikan, maka fenomena yang terjadi akibat dampak virus Corona sebagai berikut:

1. Ditahun 2020, perekonomian global tidak bisa diukur dengan hanya sebatas lingkup ekonomi itu sendiri. Virus Corona (Covid-19) menjadi bukti bahwa virus yang mengganggu kesehatan tersebut dapat menimbulkan ketidakstabilan ekonomi pada suatu negara bahkan dalam skala global.

2. Dalam memitigasi penyebaran virus atau dampak ekonomi lainnya, perlu dipertimbangkan untuk memberikan dana cadangan atau dana talangan dalam rangka mempersiapkan ketidakpastian ekonomi global yang sumbernya tidak dapat diprediksi.

3. Perlunya stimulus khusus dalam menangani kejadian Virus Corona. Misalnya mempertimbangkan aspek sosial masyarakat yang terdampak oleh virus tersebut.

0 Komentar