Surabaya, Mei 2025 – Menjawab tantangan pendidikan abad ke-21, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah melalui Direktorat Guru Pendidikan Dasar telah menerbitkan Modul 5: Pedagogi Koding dan Kecerdasan Artifisial sebagai bagian dari program bimbingan teknis bagi guru jenjang SMA/SMK. Modul ini dirancang untuk memperkuat kompetensi pedagogik para guru dalam mengajarkan mata pelajaran baru yang berbasis teknologi, yakni Koding dan Kecerdasan Artifisial (KA).
Pembelajaran Abad 21: Lebih dari Sekadar Mengajar
Mengajar di abad ke-21 tidak cukup hanya menyampaikan materi. Guru dituntut mampu menciptakan pengalaman belajar yang menyeluruh dan bermakna. Modul ini mengusung prinsip bahwa guru adalah fasilitator yang tidak hanya mentransfer pengetahuan, tetapi juga menginspirasi, memotivasi, dan membentuk karakter siswa melalui pendekatan pembelajaran modern.
Modul ini membekali guru dengan kemampuan untuk:
-
Merancang pembelajaran berbasis Higher Order Thinking Skills (HOTS),
-
Mengintegrasikan kerangka TPACK (Technological Pedagogical Content Knowledge),
-
Menerapkan pendekatan Pembelajaran Mendalam (Deep Learning),
-
Mengembangkan asesmen formatif dan sumatif,
-
Mengimplementasikan model pembelajaran berbasis masalah, proyek, dan inkuiri.
Kerangka TPACK dan Desain Pembelajaran yang Relevan
Salah satu pilar penting modul ini adalah penguasaan TPACK, yang menuntut guru untuk mengintegrasikan tiga jenis pengetahuan:
-
Pengetahuan konten (CK),
-
Pengetahuan pedagogik (PK),
-
Pengetahuan teknologi (TK).
Dengan TPACK, guru dapat menciptakan strategi pembelajaran yang kontekstual, adaptif, dan bermakna, sesuai dengan karakteristik siswa dan tuntutan zaman.
Modul ini juga memperkenalkan guru pada desain pembelajaran yang menekankan student-centered learning, pemahaman mendalam, serta integrasi teknologi baik melalui pendekatan plugged maupun unplugged.
Pembelajaran Mendalam dan Profil Lulusan Masa Depan
Pendekatan Pembelajaran Mendalam (PM) menjadi kunci dalam mendidik siswa agar tidak sekadar menghafal, tetapi mampu mengaitkan, menerapkan, dan mengevaluasi pengetahuan dalam kehidupan nyata. PM diwujudkan melalui tiga elemen utama:
-
Meaningful Learning: Pembelajaran bermakna dan kontekstual,
-
Mindful Learning: Pembelajaran yang melibatkan kesadaran dan refleksi,
-
Joyful Learning: Pembelajaran yang menyenangkan dan membangun motivasi belajar.
Tujuan akhirnya adalah membentuk profil lulusan berkarakter kuat yang tidak hanya cerdas akademik, tetapi juga memiliki dimensi spiritual, etika, kolaboratif, dan sehat jasmani–selaras dengan delapan dimensi Profil Pelajar Pancasila.
Model Pembelajaran yang Diterapkan
Untuk mengimplementasikan pendekatan HOTS dan PM, modul ini menyarankan penggunaan model pembelajaran seperti:
-
Problem-Based Learning (PBL): Menyelesaikan masalah nyata secara kolaboratif.
-
Project-Based Learning: Menciptakan produk nyata berbasis teknologi.
-
Inquiry-Based Learning: Mengembangkan keterampilan investigasi dan berpikir kritis.
Semua model ini disesuaikan dengan konteks sekolah dan materi pelajaran koding serta KA, memungkinkan guru untuk merancang pembelajaran lintas disiplin yang relevan dan menantang.
Implementasi melalui Microteaching dan Refleksi
Bagian akhir dari modul adalah proyek microteaching di mana guru menerapkan rencana pembelajaran yang telah disusun. Melalui praktik nyata ini, guru melakukan refleksi, mengevaluasi efektivitas desain pembelajarannya, dan mendapatkan umpan balik untuk perbaikan berkelanjutan.
📌 Kesimpulan
Modul 5 ini menjadi landasan penting dalam menyiapkan guru menghadapi dunia pendidikan masa depan yang berbasis teknologi dan karakter. Dengan penguasaan pedagogi yang kuat, guru tidak hanya mampu mengajarkan Koding dan Kecerdasan Artifisial, tetapi juga membentuk generasi pembelajar yang berpikir kritis, kreatif, dan berintegritas tinggi.
📥 Unduh modul lengkap di: kemdikbud.go.id
0 Komentar