Surabaya, 2025 – Perkembangan teknologi Kecerdasan Artifisial (KA) yang pesat telah menghadirkan potensi luar biasa dalam berbagai bidang, termasuk pendidikan. Namun, bersamaan dengan peluang yang terbuka lebar, muncul pula tantangan etika dan risiko yang memerlukan perhatian khusus. Menanggapi hal ini, Direktorat Guru Pendidikan Dasar, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, menghadirkan Modul 3: Etika dan Risiko Kecerdasan Artifisial sebagai bagian dari pelatihan Training of Trainers (TOT) Koding dan KA untuk guru jenjang SMP.
Modul ini bertujuan membekali para guru dengan pemahaman mendalam tentang etika penggunaan KA, kualitas data, serta potensi risiko dari teknologi seperti deepfake, bias algoritmik, dan pelanggaran privasi. Dengan pengetahuan ini, guru diharapkan dapat mendidik peserta didik agar menjadi pengguna dan pengembang teknologi yang bijak dan bertanggung jawab.
Memahami Kecerdasan Artifisial Generatif
Kecerdasan Artifisial generatif atau generative AI adalah sistem yang mampu menghasilkan konten baru—seperti teks, gambar, audio, dan video—berdasarkan pola dari data pelatihan yang sangat besar. Teknologi ini bekerja dengan pembelajaran mendalam (deep learning) menggunakan jaringan saraf tiruan.
Contoh populer dari teknologi ini meliputi ChatGPT, DALL·E, Gemini, hingga Fliki dan Suno. Penggunaannya kini meluas dari industri kreatif, jurnalistik, pendidikan, musik, hingga e-commerce. Di bidang pendidikan, AI generatif membantu guru merancang materi ajar, soal latihan, konten multimedia, hingga memberikan umpan balik otomatis kepada siswa.
Etika dan Risiko dalam Pemanfaatan KA
Meskipun membawa banyak manfaat, teknologi KA generatif menyimpan risiko serius. Modul ini menyoroti tiga risiko utama:
-
Penyalahgunaan dan Hoaks
KA dapat digunakan untuk membuat konten manipulatif yang menyesatkan masyarakat, seperti berita palsu atau video deepfake yang terlihat meyakinkan. -
Bias Data dan Diskriminasi Algoritma
Data pelatihan yang tidak representatif dapat menimbulkan ketidakadilan. Misalnya, sistem pengenalan wajah yang hanya akurat untuk kelompok etnis tertentu. -
Pelanggaran Privasi dan Keamanan Data
KA memiliki potensi mengumpulkan dan menganalisis data pribadi secara masif, yang dapat disalahgunakan oleh pihak tidak bertanggung jawab.
Modul juga mengangkat aspek penting etika seperti transparansi, keadilan, serta hak cipta dan kepemilikan atas karya yang dihasilkan oleh AI. Di era di mana informasi dapat dipalsukan secara realistis, pemahaman etika menjadi pondasi utama dalam penggunaan teknologi secara bertanggung jawab.
Pembelajaran Melalui Praktik Langsung
Salah satu bagian menarik dari modul ini adalah proyek pembelajaran “Promosi Jajanan Sehat di Sekolah” dengan memanfaatkan berbagai alat KA generatif. Siswa diajak membuat kampanye digital menggunakan ChatGPT, DALL·E, Suno, dan Fliki untuk menciptakan slogan, desain kemasan, musik latar, hingga video promosi. Pendekatan ini tidak hanya menumbuhkan literasi teknologi, tetapi juga kreativitas, kolaborasi, dan pemikiran kritis siswa.
Mengenali dan Menganalisis Deepfake
Deepfake menjadi tantangan besar dalam era digital saat ini. Modul membekali peserta dengan pengetahuan tentang cara kerja teknologi deepfake serta bagaimana mendeteksinya menggunakan alat seperti Hive Moderation dan Is It AI. Selain itu, tersedia panduan manual dari MIT yang membantu mengenali konten palsu melalui analisis wajah, kedipan, pencahayaan, hingga konsistensi ekspresi.
Komitmen untuk Pendidikan RAMAH
Direktur Guru Pendidikan Dasar, Dr. Rachmadi Widdiharto, MA, dalam kata pengantar modul menyampaikan bahwa pendidikan harus bertransformasi secara adaptif terhadap teknologi, namun tetap berakar pada nilai-nilai etis. Modul ini merupakan wujud nyata komitmen Kementerian untuk memberikan pelayanan pendidikan yang Responsif, Akuntabel, Melayani, Adaptif, dan Harmonis (RAMAH).
Penutup
Melalui modul ini, guru tidak hanya ditantang untuk memahami teknologi, namun juga mengajarkan nilai-nilai penting kepada generasi muda di tengah gelombang digitalisasi. Dengan membekali siswa tentang etika dan risiko KA, kita menyiapkan mereka untuk menjadi warga digital yang bertanggung jawab, kritis, dan cerdas dalam menghadapi masa depan.
0 Komentar