Jakarta, 2025 – Menjawab kebutuhan zaman yang semakin terdigitalisasi dan ditopang oleh teknologi canggih, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah menghadirkan Modul 4: Pemrograman Kecerdasan Artifisial (KA) sebagai bagian dari pelatihan nasional bagi guru SMK. Modul ini bertujuan untuk membekali para guru dengan keterampilan pemrograman berbasis AI yang aplikatif, etis, dan selaras dengan dunia kerja masa depan.
Modul ini menjadi tonggak penting dalam implementasi mata pelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial di sekolah menengah kejuruan, serta memperkuat literasi teknologi sebagai bagian dari upaya membentuk peserta didik yang tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga pencipta solusi digital.
Tujuan dan Capaian Pelatihan
Melalui modul ini, peserta pelatihan diharapkan:
-
Memahami dasar-dasar pemrograman KA dan konsep Machine Learning.
-
Mampu menerapkan library populer seperti scikit-learn dan TensorFlow.
-
Mengembangkan aplikasi KA sederhana berbasis supervised dan unsupervised learning.
-
Mengenal dan mengintegrasikan model bahasa besar (Large Language Model/LLM) ke dalam aplikasi.
-
Merefleksikan tanggung jawab etis dalam pemanfaatan AI, termasuk prinsip human-centered AI.
Materi Lengkap dari Dasar hingga Integrasi LLM
Modul ini disusun secara sistematis melalui tahapan SOLO Taxonomy, dimulai dari pemahaman dasar, praktik pengembangan aplikasi, hingga refleksi dan analisis:
1. Dasar Pemrograman Kecerdasan Artifisial
Peserta dikenalkan pada konsep machine learning, supervised dan unsupervised learning, pemrograman dengan Python, serta penggunaan struktur data seperti list, dictionary, dan DataFrame dari library Pandas.
2. Penggunaan IDE dan Library Populer
Modul ini mengenalkan berbagai Integrated Development Environment (IDE) seperti PyCharm, Jupyter Notebook, Google Colab, dan Visual Studio Code. Guru juga diajak berlatih menggunakan pustaka Python seperti Pandas, NumPy, Seaborn, dan Matplotlib untuk analisis data.
3. Pengolahan Dataset
Pembelajaran dilakukan melalui studi kasus konkret, seperti analisis minat baca nasional dan dataset Iris. Guru belajar mencari dataset terbuka, melakukan pembersihan, visualisasi, normalisasi, serta deteksi outlier menggunakan teknik statistik.
4. Integrasi dengan Large Language Model (LLM)
Modul ini menyajikan pemahaman tentang arsitektur LLM seperti ChatGPT dan HuggingFace Transformers, serta bagaimana LLM dapat diintegrasikan ke dalam aplikasi KA untuk menghasilkan chatbot edukatif atau sistem rekomendasi cerdas.
Proyek Berbasis Pembelajaran dan Evaluasi Reflektif
Peserta pelatihan ditantang untuk menyelesaikan proyek pemrograman berbasis dataset aktual. Hasil kerja dievaluasi melalui laporan teknis yang mencakup struktur kode, analisis hasil, dokumentasi pengembangan, dan refleksi etis penggunaan AI. Dengan pendekatan ini, guru tidak hanya mampu mengajarkan teknologi, tetapi juga mengarahkan siswa untuk berpikir kritis dan etis dalam pengembangan solusi digital.
Menyiapkan Guru Sebagai Pionir Pendidikan AI
Direktur Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus menegaskan bahwa guru harus menjadi pionir dalam pembelajaran abad ke-21. Dengan kompetensi AI yang mumpuni, guru SMK diharapkan mampu menciptakan ekosistem belajar yang selaras dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan industri.
Kesimpulan:
Modul ini merupakan langkah konkret pemerintah dalam memperkuat kapasitas guru SMK sebagai agen perubahan. Dengan keterampilan pemrograman KA dan integrasi LLM, para pendidik siap membentuk generasi masa depan yang cakap digital, inovatif, dan berintegritas dalam memanfaatkan kecerdasan artifisial.
0 Komentar