Surabaya, 2025 – Kecerdasan Artifisial (KA) telah menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam dunia pendidikan. Untuk mendukung transformasi pembelajaran yang adaptif terhadap perkembangan teknologi, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah melalui Direktorat Guru Pendidikan Dasar meluncurkan Modul 4: Komunikasi melalui Tools Kecerdasan Artifisial dalam rangkaian Bimtek Training of Trainers (TOT) Koding dan KA bagi guru jenjang SMP.
Modul ini dirancang untuk membekali para guru dengan keterampilan dasar dalam memanfaatkan perangkat berbasis KA, seperti chatbot, asisten virtual, sistem penerjemah, hingga teknologi pengenalan suara dalam konteks komunikasi dan pembelajaran digital.
Mengapa Guru Perlu Menguasai Tools Kecerdasan Artifisial?
Kecerdasan Artifisial dalam komunikasi memungkinkan efisiensi tinggi melalui respon otomatis, penerjemahan lintas bahasa secara instan, serta peningkatan aksesibilitas bagi penyandang disabilitas. Dengan demikian, penguasaan KA bukan hanya soal teknologi, tetapi tentang mendukung pembelajaran yang inklusif, efektif, dan relevan.
Cakupan Materi Pelatihan
Beberapa topik utama dalam pelatihan ini antara lain:
-
Pengenalan Perangkat Komunikasi Berbasis KA: Chatbot (seperti ChatGPT), asisten virtual (Google Assistant, Siri), sistem penerjemah (Google Translate), dan sistem pengenal suara.
-
Cara Kerja Sistem KA: Pemahaman proses input, algoritma pemrosesan, dan output, serta menyusun masukan (input) yang efektif agar hasil AI sesuai dengan harapan.
-
Latihan Praktis Unplugged dan Plugged: Melalui simulasi percakapan dengan chatbot dan praktik pembuatan chatbot sederhana menggunakan platform seperti PictoBlox.
-
Konsep Klasifikasi dan Pembelajaran Mesin (Machine Learning): Termasuk supervised learning dan pengenalan algoritma seperti K-Nearest Neighbors, Decision Tree, dan Neural Network.
-
Desain Sederhana dengan KA: Penggunaan aplikasi Canva dengan fitur AI (Magic Media) untuk membuat konten visual berbasis prompt teks.
Pembelajaran Praktis dan Kontekstual
Salah satu kekuatan dari modul ini adalah penerapan pembelajaran berbasis proyek (project-based learning), seperti membuat chatbot edukatif, mengklasifikasikan gambar hewan menggunakan Teachable Machine, serta menyusun desain digital. Hal ini menjadikan guru tidak hanya sebagai pengajar, tetapi juga fasilitator yang adaptif dan inovatif.
Misalnya, guru diajak mempraktikkan komunikasi melalui ChatGPT dengan input yang terstruktur, seperti:
"Jadilah seorang guru koding. Buatkan esai tentang Pemanfaatan KA di bidang Pendidikan dan Kesehatan dengan bahasa mudah dipahami siswa kelas 7. Hasilkan dalam format esai minimal 500 kata."
Komitmen Menuju Pendidikan Digital yang RAMAH
Dalam pengantar modul, Direktur Guru Pendidikan Dasar, Dr. Rachmadi Widdiharto, MA, menyampaikan bahwa pendidikan harus mampu menjawab tantangan zaman. Melalui pelatihan ini, guru diharapkan menjadi agen perubahan yang mendukung transformasi digital dengan pelayanan yang Responsif, Akuntabel, Melayani, Adaptif, dan Harmonis (RAMAH).
Penutup
Dengan modul ini, guru tidak hanya ditargetkan untuk mahir menggunakan teknologi, tetapi juga mampu membimbing siswa agar bijak, kreatif, dan kritis dalam menghadapi era kecerdasan artifisial. Langkah ini merupakan bagian penting dalam menyiapkan generasi yang tidak hanya cakap teknologi, tetapi juga memiliki karakter dan etika digital yang kuat.
0 Komentar