Guru SMK Didorong Kuasai Rekayasa Prompt AI untuk Ciptakan Konten Digital Kreatif


Surabaya, 2025
– Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah terus berinovasi dalam memperkuat kompetensi guru melalui pelatihan bertema “Rekayasa Prompt untuk Kreasi Konten”. Modul ini menjadi bagian penting dari Bimbingan Teknis Nasional Guru Koding dan Kecerdasan Artifisial jenjang SMK.

Dengan teknologi kecerdasan artifisial (KA) generatif seperti ChatGPT dan DALL·E yang kian populer, kemampuan menyusun prompt yang tepat menjadi keterampilan baru yang wajib dimiliki guru, khususnya dalam mengintegrasikan AI untuk pembelajaran dan produksi konten kreatif.

Apa Itu Rekayasa Prompt?

Rekayasa prompt adalah seni dan teknik menyusun instruksi atau perintah kepada model KA generatif agar menghasilkan output sesuai harapan pengguna, baik berupa teks, gambar, suara, maupun video.

Guru diajarkan menyusun prompt yang efektif, mencakup unsur:

  • Tujuan (task),

  • Konteks,

  • Data input spesifik,

  • Format output,

  • Gaya bahasa,

  • Parameter teknis (seperti temperature dan panjang respon),

  • dan batasan (constraints).

Strategi Penyusunan Prompt

Modul ini memperkenalkan dua pendekatan utama:

  1. Zero Shot Prompting – Model KA diberi instruksi tanpa contoh.

  2. Few Shot Prompting – Prompt disusun disertai beberapa contoh agar output lebih sesuai ekspektasi.

Keduanya digunakan untuk berbagai skenario pembelajaran seperti membuat rencana pembelajaran, penilaian otomatis, atau konten digital edukatif.

Produksi Konten AI yang Etis dan Kreatif

Peserta pelatihan dibimbing untuk:

  • Mengembangkan ide konten dengan bantuan AI,

  • Menyusun prompt multi-langkah untuk proyek kompleks,

  • Mengevaluasi kualitas output berdasarkan akurasi, relevansi, kreativitas, dan etika,

  • Menghindari bias dan ketergantungan terhadap AI.

Guru juga dikenalkan teknik iterasi prompt agar bisa memperbaiki dan menyempurnakan hasil AI secara berkelanjutan.

AI dalam Pendidikan: Dari Asisten Hingga Mitra Belajar

Modul ini mendorong guru menjadikan AI sebagai:

  • Personal trainer: membantu siswa belajar berdasarkan kebutuhan dan profil belajar individu,

  • Alat eksplorasi: mengembangkan critical thinking, literasi digital, dan growth mindset,

  • Mitra kreatif: dalam produksi media pembelajaran yang menarik dan adaptif.

Refleksi Etika dan Profesionalisme

Peserta pelatihan diajak menyadari tantangan penggunaan AI di dunia nyata, termasuk:

  • Potensi halusinasi informasi oleh AI,

  • Perlindungan data pribadi,

  • Hak kekayaan intelektual,

  • dan tanggung jawab moral atas konten yang dihasilkan.

Kesimpulan

Modul ini membekali guru SMK untuk menjadi kreator konten dan navigator pembelajaran berbasis AI yang etis dan inovatif. Ke depan, keterampilan rekayasa prompt diprediksi akan menjadi literasi digital dasar di era kecerdasan buatan.

“AI bukan pengganti guru, tetapi partner cerdas untuk menciptakan pendidikan yang lebih menarik, bermakna, dan sesuai zaman.”


0 Komentar