Oleh: Abd Umar | Sumber: M. Nasihuddin (UIN Sunan Ampel Surabaya)
Indonesia dikenal sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, sekaligus memiliki keragaman budaya dan agama yang luar biasa. Dalam situasi seperti ini, penting untuk menjaga keseimbangan antara tradisi keagamaan dan dinamika sosial modern.
Konsep moderasi beragama hadir sebagai solusi — sebuah jalan tengah yang menolak ekstremisme, menumbuhkan sikap toleran, dan menegakkan nilai-nilai keadilan serta kemanusiaan. Melalui pendidikan, nilai-nilai ini dapat ditanamkan sejak dini, membentuk generasi yang cerdas, santun, dan menghargai perbedaan.
📖 Apa Itu Moderasi Beragama?
Secara etimologis, kata moderasi berasal dari bahasa Latin moderatio, yang berarti “tidak berlebihan”. Dalam konteks Islam, istilah ini dikenal dengan wasathiyah, yang berarti pertengahan atau keseimbangan.
Al-Qur’an telah menegaskan prinsip ini dalam surah Al-Baqarah ayat 143:
“Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) umat pertengahan (ummatan wasathan), agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Nabi Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu.”
Artinya, umat Islam dituntut untuk bersikap adil, seimbang, dan tidak berlebihan dalam beragama — baik dalam ibadah, muamalah, maupun dalam berinteraksi sosial.
🏫 Peran Pendidikan Islam dalam Menanamkan Moderasi
Pendidikan menjadi kunci utama dalam mewujudkan masyarakat yang toleran. Melalui pendidikan agama Islam, siswa dapat belajar untuk berpikir kritis, menghargai perbedaan, dan menghindari prasangka negatif terhadap pemeluk agama lain.
Namun, implementasi moderasi beragama di sekolah masih menghadapi sejumlah tantangan, seperti:
-
Kurikulum yang belum sepenuhnya inklusif,
-
Kurangnya pelatihan guru,
-
Pengaruh kelompok konservatif yang kuat.
Untuk itu, dibutuhkan strategi yang komprehensif agar nilai-nilai moderasi dapat diterapkan secara efektif di lembaga pendidikan.
🎯 Strategi Penerapan Moderasi Beragama di Sekolah
Berdasarkan hasil kajian Nasihuddin, terdapat beberapa strategi utama yang bisa diterapkan dalam pendidikan Islam:
-
Penguatan Konsep Moderasi
Guru agama berperan penting sebagai teladan dan pembimbing dalam menanamkan nilai keseimbangan, toleransi, dan keadilan kepada peserta didik. -
Pengembangan Kurikulum Berbasis Moderasi
Materi pelajaran agama perlu mengintegrasikan nilai-nilai seperti sabar, empati, jujur, adil, dan menghargai keragaman. Pembelajaran harus menanamkan ajaran Islam yang rahmatan lil ‘alamin. -
Pembelajaran yang Humanis dan Interaktif
Guru diharapkan menciptakan suasana belajar yang terbuka, menghargai perbedaan pendapat, dan tidak diskriminatif terhadap gender maupun latar belakang siswa. -
Kegiatan Ekstrakurikuler yang Inklusif
Kegiatan seperti kajian lintas iman, aksi sosial bersama, dan diskusi toleransi dapat memperkuat semangat kebersamaan dan empati di kalangan pelajar. -
Peran Kementerian Agama dan Guru PAI
Kebijakan nasional, seperti Pedoman Implementasi Moderasi Beragama (Kemenag, 2019), menegaskan pentingnya guru sebagai agen perubahan yang memperkuat nilai-nilai wasathiyah di sekolah.
❤️ Nilai-Nilai Kunci Moderasi Beragama
Konsep moderasi dalam Islam mencakup beberapa prinsip utama yang perlu diterapkan dalam pendidikan:
-
Tawassuth — bersikap tengah dan tidak ekstrem.
-
Tasamuh — menghormati perbedaan dan keberagaman.
-
I’tidal — bersikap adil dalam tindakan dan keputusan.
-
Syura — mengutamakan musyawarah dalam menyelesaikan persoalan.
-
Tarahum dan Ta’awun — saling menyayangi dan menolong sesama.
Nilai-nilai ini, jika tertanam kuat, akan membentuk siswa yang berpikiran terbuka, berakhlak mulia, dan siap hidup damai di tengah masyarakat majemuk.
🌱 Dampak Positif Moderasi dalam Dunia Pendidikan
Implementasi moderasi beragama membawa dampak nyata dalam membangun karakter siswa.
Beberapa di antaranya:
-
🕊️ Menumbuhkan sikap toleran dan terbuka.
-
🤝 Meningkatkan kerjasama dan solidaritas antar siswa.
-
💬 Melatih kemampuan menyelesaikan konflik secara damai.
-
💡 Mengasah kecerdasan emosional dan empati sosial.
Lingkungan sekolah yang menerapkan nilai-nilai moderasi akan menjadi tempat yang aman, damai, dan menghargai setiap perbedaan.
🧭 Kesimpulan
Moderasi beragama bukan hanya slogan, tetapi merupakan pondasi penting dalam pendidikan Islam untuk membangun generasi yang berkarakter kuat, berpikir terbuka, dan mencintai perdamaian.
Melalui integrasi nilai-nilai wasathiyah ke dalam kurikulum, metode pembelajaran, dan kegiatan sekolah, moderasi dapat dihidupkan secara nyata — menjadikan pendidikan Islam sebagai kekuatan moral bangsa di era globalisasi.
📚 Referensi Utama
Nasihuddin, M. (2024). Menakar Moderasi Beragama dalam Pendidikan Islam: Strategi dan Dampak.
SALIMIYA: Jurnal Studi Ilmu Keagamaan Islam, Vol. 5, No. 2, Juni 2024.

0 Komentar