Malang, 16 Oktober 2025 — Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah RI terus memperkuat transformasi pembelajaran dengan memperkenalkan pendekatan “Pembelajaran Mendalam” (PM) sebagai strategi menuju pendidikan bermutu untuk semua. Program ini menekankan pentingnya proses belajar yang berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan, serta berorientasi pada pengembangan karakter dan kompetensi abad ke-21.
Pembelajaran Mendalam merupakan pendekatan holistik yang menggabungkan olah pikir, olah hati, olah rasa, dan olah raga, sehingga peserta didik tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga matang secara emosional dan spiritual. “Guru bukan sekadar pengajar, melainkan pengembang budaya belajar dan kolaborator dalam menciptakan suasana pembelajaran yang memuliakan setiap individu,” demikian disampaikan oleh Ade Krismayanti, S.E., M.M., dan Mochamad Sugeng Mentariadi, ST., M.Sc., dari BBPPMPV BOE.
Mengapa Pembelajaran Mendalam Diperlukan
Latar belakang pengembangan PM didorong oleh tantangan global seperti perubahan iklim, transformasi digital, dan kesenjangan sosial-ekonomi. Hasil PISA 2022 juga menunjukkan bahwa lebih dari 99% siswa Indonesia masih berada pada level berpikir rendah (LOTS), sementara kurang dari 1% mampu menjawab soal pada tingkat berpikir tinggi (HOTS). Hal ini menjadi indikator penting perlunya pergeseran paradigma pembelajaran di sekolah.
Selain itu, bonus demografi 2035 dan visi Indonesia Emas 2045 menuntut sumber daya manusia (SDM) yang berkompeten, berdaya saing, dan berkarakter. Pembelajaran mendalam diharapkan menjadi fondasi untuk menyiapkan generasi unggul yang mampu beradaptasi dengan perubahan zaman.
Rumus dan Kerangka Pembelajaran
Pendekatan ini dirumuskan dalam konsep 8-3-3-4, yang mencakup:
-
8 Dimensi Profil Lulusan: keimanan, kewargaan, penalaran kritis, kreativitas, kolaborasi, kemandirian, kesehatan, dan komunikasi.
-
3 Prinsip Pembelajaran: berkesadaran, bermakna, menggembirakan.
-
3 Pengalaman Belajar: memahami, mengaplikasi, dan merefleksi.
-
4 Kerangka Pembelajaran: praktik pedagogis, kemitraan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pemanfaatan digital.
Melalui kerangka ini, guru diharapkan dapat menciptakan pembelajaran yang kontekstual, interaktif, dan relevan dengan kehidupan nyata peserta didik.
Implementasi di Berbagai Jenjang
Pembelajaran mendalam dapat diterapkan di seluruh jenjang pendidikan:
-
PAUD: melalui kegiatan eksploratif seperti pengenalan tanaman obat dan proyek sederhana berbasis bermain.
-
SD/MI dan SMP/MTs: mendorong pemahaman konseptual, berpikir kritis, dan pemecahan masalah.
-
SMA/MA: memperkuat kemampuan analitis, reflektif, dan sintesis lintas disiplin.
-
SMK/MAK: menyiapkan keterampilan praktis dan kesiapan kerja berbasis proyek serta kolaborasi industri.
-
Pendidikan Khusus: disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik.
Kolaborasi Ekosistem Pendidikan
Keberhasilan PM menuntut keterlibatan seluruh ekosistem pendidikan — guru, peserta didik, orang tua, masyarakat, dunia industri, media, dan pemerintah — untuk menciptakan lingkungan belajar yang saling memuliakan. Teknologi digital juga berperan penting dalam mendukung perencanaan, pelaksanaan, dan asesmen pembelajaran yang lebih interaktif dan adaptif.
Menuju Pendidikan Bermutu dan Inklusif
Pembelajaran Mendalam bukan sekadar inovasi metode mengajar, tetapi transformasi menyeluruh dalam cara berpikir tentang pendidikan. Pendekatan ini menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar yang aktif, reflektif, dan kreatif — sejalan dengan semangat Merdeka Belajar.
“Dengan pembelajaran mendalam, kita tidak hanya mencetak peserta didik yang pintar, tetapi juga manusia yang utuh — berkarakter, berdaya saing, dan berjiwa kemanusiaan,” tegas tim pengembang Pembelajaran Mendalam dari Kementerian Pendidikan.
0 Komentar