Mewujudkan Relawan TIK Indonesia sebagai Organisasi Mandiri dan Profesional untuk Pemerataan Digital


 Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi (RTIK) Indonesia memiliki peran penting dalam mendukung literasi dan inklusi digital di berbagai lapisan masyarakat. Novianto Puji Raharjo, S.Kom, M.I.Kom, sebagai calon Ketua RTIK Indonesia, memaparkan visi misinya dalam menciptakan RTIK Indonesia sebagai organisasi yang mandiri, profesional, dengan keterlibatan aktif dari seluruh wilayah Indonesia serta sinergi antar pemangku kepentingan (multistakeholder). Hal ini bertujuan untuk mewujudkan pemerataan sumber daya digital, yang semakin krusial di era teknologi informasi ini.

1. Organisasi Mandiri dan Profesional

Visi Novianto untuk menjadikan RTIK Indonesia sebagai organisasi mandiri didasarkan pada kebutuhan akan struktur yang kuat dan keberlanjutan yang memungkinkan organisasi beroperasi tanpa bergantung pada bantuan eksternal yang berlebihan. Untuk mewujudkan hal ini, Novianto menggarisbawahi pentingnya pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang profesional. RTIK Indonesia perlu memiliki anggota dengan kompetensi digital yang mumpuni, pemahaman tentang etika digital, dan kemampuan untuk memberikan edukasi yang berkualitas kepada masyarakat.

Novianto juga berkomitmen untuk menerapkan program pelatihan berkelanjutan yang akan meningkatkan keterampilan teknis dan non-teknis relawan. Pelatihan ini mencakup berbagai aspek teknologi informasi seperti keamanan siber, keterampilan media sosial, analisis data, serta literasi digital yang komprehensif. Dengan demikian, setiap relawan dapat menjadi fasilitator yang efektif dalam membangun masyarakat yang cerdas digital.

2. Keterlibatan Aktif dari Seluruh Wilayah Indonesia

Salah satu tantangan besar dalam pemerataan digital di Indonesia adalah keterbatasan akses informasi di berbagai daerah, terutama di wilayah pelosok dan terpencil. Dalam visi Novianto, keterlibatan aktif seluruh wilayah menjadi prioritas utama. Dia mengusulkan agar RTIK Indonesia memperluas jangkauan ke berbagai provinsi, kabupaten, dan kota di seluruh Indonesia. Program-program literasi digital akan dirancang dengan memperhatikan kebutuhan lokal, termasuk adaptasi bahasa dan budaya, sehingga pesan yang disampaikan lebih mudah diterima oleh masyarakat setempat.

Selain itu, pembentukan relawan di daerah yang strategis juga akan menjadi perhatian. Novianto menilai, pemimpin RTIK daerah perlu dilibatkan secara aktif dalam pengambilan keputusan di tingkat pusat agar kebutuhan setiap wilayah dapat terpenuhi dengan optimal.


3. Sinergi Multistakeholder untuk Pemerataan Sumber Daya Digital

Dalam mencapai tujuan pemerataan sumber daya digital, RTIK Indonesia di bawah kepemimpinan Novianto akan membangun sinergi dengan berbagai pihak, seperti pemerintah, sektor swasta, akademisi, serta organisasi masyarakat. Sinergi ini bertujuan untuk menciptakan kolaborasi yang lebih luas dalam menyediakan infrastruktur digital, pelatihan, dan edukasi bagi masyarakat. Melalui kerja sama dengan pihak pemerintah, RTIK akan membantu mendistribusikan program-program literasi digital secara merata hingga ke pelosok.

Selain itu, Novianto menyoroti pentingnya peran sektor swasta dalam mendukung RTIK melalui penyediaan akses teknologi dan pendanaan. Dengan adanya dukungan dari multistakeholder, seperti akademisi dan sektor industri, program pelatihan yang lebih komprehensif dan inovatif dapat diwujudkan.


Visi Novianto Puji Raharjo untuk membangun RTIK Indonesia sebagai organisasi mandiri, profesional, dan aktif dalam sinergi multistakeholder di seluruh wilayah Indonesia adalah sebuah gagasan yang strategis dalam menjawab tantangan digitalisasi nasional. Dengan struktur organisasi yang mandiri, pengembangan SDM profesional, keterlibatan wilayah, dan kolaborasi dengan berbagai pihak, RTIK Indonesia diharapkan mampu menjadi ujung tombak pemerataan digital di Indonesia dan menciptakan masyarakat yang semakin cerdas dan inklusif di era digital.


0 Komentar