Kurikulum Pendidikan Islam: Memahami Asal-Usul dan Implementasinya

 


Blitar, 27 September 2024 – Kurikulum, sebagai pondasi utama dalam sistem pendidikan, memiliki sejarah dan makna yang mendalam. Dalam acara kuliah umum yang digelar di Universitas Islam Balitar pada Jumat, 27 September 2024, Dr. Winarto, M.Pd.I., seorang ahli pendidikan Islam, memberikan penjelasan mendalam tentang asal-usul istilah kurikulum dan bagaimana konsep ini relevan dalam pengembangan kurikulum pendidikan Islam saat ini.

Menurut Dr. Winarto, istilah "kurikulum" secara etimologi berasal dari bahasa Latin "Curriculum", yang semula berarti "a running course" atau lintasan lari, terutama dalam konteks balap kereta di zaman Romawi. Sementara dalam bahasa Prancis "Courier", kurikulum diartikan sebagai "to run" atau berlari. Dalam perkembangannya, istilah ini pertama kali digunakan dalam dunia olahraga pada zaman Yunani Kuno. Pada masa itu, kurikulum merujuk pada jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari, yaitu mulai dari titik awal (start) hingga garis akhir (finish).

"Dengan kata lain, kurikulum saat itu diartikan sebagai lintasan yang harus dilalui, tempat berlari dari start hingga finish," jelas Dr. Winarto. Seiring waktu, konsep kurikulum ini berkembang dan diadopsi ke dalam dunia pendidikan, menggambarkan rangkaian pengalaman belajar yang harus dilalui oleh siswa dari awal hingga akhir pendidikan.

Dalam konteks pendidikan Islam, kurikulum menjadi lebih dari sekadar serangkaian mata pelajaran. Kurikulum pendidikan Islam mencakup seluruh aspek pengajaran yang berfokus pada pengembangan moral, spiritual, dan intelektual siswa. "Pendidikan Islam tidak hanya berorientasi pada transfer pengetahuan semata, tetapi juga membentuk karakter dan kepribadian yang sesuai dengan ajaran agama," lanjut Dr. Winarto.


Penerapan kurikulum pendidikan Islam di sekolah dan universitas Islam, termasuk Universitas Islam Balitar, diharapkan dapat menciptakan lulusan yang tidak hanya unggul secara akademis, tetapi juga memiliki sikap religius, moralitas tinggi, serta mampu berperan aktif dalam masyarakat.

Dalam kuliah umumnya, Dr. Winarto juga menekankan pentingnya adaptasi kurikulum dengan perkembangan zaman, termasuk pemanfaatan teknologi dan metode pembelajaran modern. "Kurikulum pendidikan Islam harus terus dikembangkan sesuai dengan tantangan zaman tanpa meninggalkan nilai-nilai dasar Islam. Dengan begitu, kita dapat mencetak generasi Muslim yang mampu bersaing di kancah global namun tetap berakar kuat pada nilai-nilai agama," tegasnya.

Acara ini dihadiri oleh mahasiswa pascasarjana Universitas Islam Balitar, yang terlibat aktif dalam diskusi tentang pentingnya kurikulum sebagai alat utama dalam membentuk kualitas pendidikan. Diskusi ini menjadi momentum penting untuk menggali lebih dalam bagaimana kurikulum pendidikan Islam dapat terus berinovasi tanpa meninggalkan prinsip-prinsip dasar keislaman.

Dengan pemahaman sejarah dan konsep kurikulum yang dijelaskan secara detail oleh Dr. Winarto, diharapkan para pendidik dan pengelola pendidikan Islam di berbagai tingkatan dapat merancang kurikulum yang relevan dengan kebutuhan zaman, namun tetap berpedoman pada nilai-nilai Islami yang kuat.

0 Komentar