Menggali Lebih Dalam Mengenai 4 Orientasi Perilaku Supervisi Direktif Terkontrol

 

Dalam dunia pendidikan, peran seorang supervisor sangatlah krusial dalam membentuk dan mengarahkan kinerja guru. Salah satu pendekatan supervisi yang umumnya digunakan adalah Supervision and Instructional Leadership, yang diperkenalkan oleh Glickman, Gordon, dan Rosa-Gordon. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi empat orientasi perilaku supervisi direktif terkontrol yang membantu menggambarkan dinamika hubungan antara supervisor dan guru.

  1. Supervisor Dominan: Memahami Peran Pemimpin yang Mendominasi

Orientasi ini menitikberatkan pada peran supervisor sebagai pemimpin dominan. Supervisor dengan orientasi ini cenderung menetapkan standar yang tinggi dan menggunakan pendekatan otoriter. Mereka mengambil inisiatif untuk memimpin dan mengarahkan guru dengan jelas. Contohnya, seorang supervisor dominan dapat memberikan arahan yang spesifik tentang metode pengajaran yang harus diikuti oleh guru.

Fakta: Menurut penelitian, pendekatan supervisi ini dapat menciptakan lingkungan yang terstruktur, namun, jika tidak dilakukan dengan bijak, dapat menghambat kreativitas guru.

  1. Supervisor sebagai Staf: Membangun Compliance dan Kredibilitas Guru

Orientasi ini fokus pada peran supervisor sebagai staf yang bekerja bersama guru. Supervisor yang mengadopsi orientasi ini cenderung membangun hubungan yang kooperatif dengan guru. Mereka mengharapkan kepatuhan (compliance) terhadap kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan. Sebagai contoh, seorang supervisor sebagai staf mungkin memberikan dukungan dan bimbingan kepada guru untuk meningkatkan kualitas pengajaran mereka.

Fakta: Kredibilitas guru dapat ditingkatkan melalui pendekatan ini karena melibatkan guru dalam proses pengambilan keputusan.

  1. Ekspektasi Supervisi: Menyampaikan Harapan dengan Jelas

Orientasi ini menekankan pentingnya menyampaikan harapan supervisor kepada guru secara transparan dan jelas. Supervisor dengan orientasi ini berkomunikasi efektif mengenai tujuan dan harapan yang harus dicapai oleh guru. Sebagai contoh, seorang supervisor dapat menguraikan ekspektasi terkait pembelajaran siswa, penilaian, dan pengembangan profesional guru.

Fakta: Komunikasi yang jelas dan terbuka dapat meningkatkan pemahaman dan kinerja guru, menciptakan lingkungan kerja yang lebih produktif.

  1. Supervisor dalam Jabatan Pengawas (Pemimpin): Memanfaatkan Kontrol Hirarkis

Orientasi terakhir menyoroti peran supervisor sebagai pemimpin yang memanfaatkan kontrol hirarkis. Supervisor dalam jabatan pengawas menggunakan wewenang hierarkis untuk memastikan pelaksanaan kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan. Contohnya, mereka dapat menggunakan bahasa dan kebijakan distrik (DT) untuk membimbing dan mengarahkan guru.

Fakta: Penggunaan kontrol hirarkis dapat memberikan stabilitas, tetapi perlu dilakukan dengan penuh kebijaksanaan agar tidak menciptakan atmosfer yang terlalu otoriter.

Kesimpulan

Keempat orientasi perilaku supervisi ini mencerminkan beragam pendekatan dalam membimbing dan memandu kinerja guru. Penting bagi supervisor untuk memilih pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan dan dinamika lingkungan pendidikan mereka. Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, kolaborasi antara supervisor dan guru menjadi kunci untuk mencapai tujuan bersama.

0 Komentar