Dominasi Agama Kristen dalam Filsafat Abad Pertengahan
Filsafat pada Abad Pertengahan tidak bisa dipisahkan dari dominasi agama Kristen. Dalam konteks ini, pemikiran filsafat kebanyakan bersifat teosentris, artinya, pusat pemikiran dan eksistensi berada pada Tuhan. Agama menjadi pijakan utama dalam memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan eksistensial dan moral.
Skolastik Islam: Kejayaan dan Kehadiran Cemerlang
Dalam dunia Islam, periode skolastik Islam (tahun 850–1200) menandai kemunculan sejumlah pemikir besar. Al-Kindi, al-Farabi, Ibnu Sina (Avicenna), al-Ghazali, Ibnu Bajah, Ibnu Tufail, dan Ibnu Rusyd adalah tokoh-tokoh yang memberikan kontribusi besar terhadap pemikiran dan filosofi. Pada masa ini, kejayaan Islam mencapai puncaknya, dan ilmu pengetahuan berkembang pesat.
Pergeseran Kekuasaan dan Pengaruh Barat
Namun, keberlanjutan kemajuan Islam terhenti setelah jatuhnya Kerajaan Islam di Granada, Spanyol pada tahun 1492. Peristiwa ini menandai dimulainya serangkaian penjarahan dan penjajahan oleh kekuasaan politik Barat ke arah Timur. Proses ini membawa pergeseran besar dalam kekuasaan dan pengaruh, mempengaruhi dinamika keilmuan dan kefilsafatan di wilayah tersebut.
Konklusi: Jejak Bersejarah Menuju Kekuasaan Barat
Sejarah filsafat Abad Pertengahan mencerminkan periode transisi yang kompleks. Dominasi agama Kristen memainkan peran sentral dalam membentuk pemikiran, sementara kejayaan skolastik Islam menciptakan fondasi ilmu pengetahuan yang kuat. Pergeseran kekuasaan politik dan penjarahan oleh kekuatan Barat kemudian memberikan arah baru pada perkembangan pemikiran dan filsafat di masa-masa selanjutnya. Jejak bersejarah ini mengilhami dan memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana pemikiran manusia berkembang seiring berjalannya waktu dan perubahan kekuatan politik.
0 Komentar