Tips Sukses Menerapkan Pembelajaran Berdiferensiasi

 


Setiap individu berbeda dengan yang lainnya, begitu pula dengan peserta didik yang satu dengan yang lain tentu memiliki karakteristik yang berbeda. Terdapat peserta didik yang menyukai kegiatan belajar secara mandiri, namun ada pula peserta didik yang senang dengan pembelajaran berkelompok. Selain itu, masing-masing peserta didik juga memiliki minat yang berbeda dalam belajar, misalnya berminat dalam olahraga, kesenian, otomotif, teknologi, sains, matematika, dan lainnya.

Adanya keragaman di antara peserta didik ini, perlu ditanggapi pendidik dengan penerapan pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran ini menekankan untuk memenuhi setiap karakteristik dan kebutuhan belajar peserta didik. Pada pembelajaran berdiferensiasi, tugas guru adalah melayani setiap keadaan masing-masing peserta didik tersebut. Pembelajaran yang diterapkan oleh guru dilakukan dengan memperhatikan tingkat kesiapan, minat, dan gaya belajar peserta didik, agar mereka dapat berkembang sesuai dengan kapasitas dalam dirinya. Dengan begitu, peserta didik tidak lagi dituntut untuk sama dalam segala kegiatan belajar, adanya pembelajaran berdiferensiasi ini memerdekakan mereka dalam belajar karena peserta didik dapat belajar sesuai dengan keunikannya.

Pembelajaran berdiferensiasi memiliki 3 keragaman peserta didik yang sudah disinggung pada pembahasan di atas, yaitu kesiapan belajar, minat, dan profil (gaya) belajar peserta didik. Kesiapan belajar dalam hal ini mengenai sejauh mana pengetahuan yang dimiliki peserta didik terhadap materi yang akan mereka pelajari di kelas. Kemudian, minat berkaitan erat dengan motivasi belajar peserta didik. Guru perlu mengetahui minat, hobi, mata pelajaran yang disukai oleh masing masing peserta didik agar dapat mengintegrasikan pembelajaran yang sesuai dengan minatnya, sehingga mereka termotivasi untuk mengikuti kegiatan belajar. Sedangkan gaya belajar merupakan cara yang paling disenangi peserta didik untuk memahami pembelajaran.

Pada gaya belajar, terdapat peserta didik yang suka belajar secara individu, berkelompok kecil, dan berkelompok besar. Tidak hanya itu, gaya belajar juga berkaitan dengan panca indra, di mana terdapat peserta didik yang senang belajar melalui indra pendengaran (auditori), ada peserta didik yang menyukai kegiatan belajar dengan melihat gambar, tulisan, maupun video (visual), dan juga terdapat peserta didik yang menyukai kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan menggerakkan seluruh atau sebagian anggota badan (kinestetik).  Tidak hanya itu, dalam belajar juga terdapat peserta didik yang hanya dapat memahami suatu materi apabila ia memegang secara langsung benda yang menjadi materi pelajaran.

Pembelajaran berdiferensiasi tidak hanya mementingkan pada hasil tugas dan ujian, namun juga mengedepankan 4 aspek, meliputi konten, proses, produk, dan lingkungan belajar. Konten berupa materi yang akan diajarkan kepada peserta didik yang disesuaikan dengan kesiapan belajar, minat, dan profil (gaya) belajar mereka. Proses berkaitan dengan kegiatan yang dilakukan peserta didik ketika belajar. Produk berupa hasil akhir dari pembelajaran untuk menunjukkan tingkat kemampuan peserta didik, di mana hasil produk peserta didik disesuaikan dengan kesiapan belajar, minat, dan profil belajar mereka. Kemudian, pada aspek lingkungan belajar berkaitan dengan cara peserta didik bekerja pada pembelajaran. Lingkungan belajar juga dapat dilakukan dengan mengatur pencahayaan, dan suhu ruangan, dan tempat duduk peserta didik, seperti lingkaran, kotak, berbaris, berpasangan, berempat, dan berkelompok besar.

Pada penerapan pembelajaran berdiferensiasi, pendidik perlu mengetahui beberapa hal penting berikut ini, agar pembelajaran berdiferensiasi dapat terlaksana dengan baik. Satu, sebelum merancang pembelajaran guru perlu menganalisis capaian pembelajaran (CP) untuk menyusun tujuan pembelajaran (TP), dan alur tujuan pembelajaran (ATP), dengan tujuan agar guru mendapatkan denah kompetensi yang akan menjadi sumber rujukan untuk melaksanakan pembelajaran. Capaian pembelajaran ini memuat informasi terkait kompetensi dan lingkup materi yang disesuaikan berdasarkan tahap perkembangan peserta didik.

Dua, pendidik perlu untuk melaksanakan profiling dan asesmen diagnostik, baik diagnostik kognitif maupun non-kognitif. Profiling dilakukan agar guru dapat mengetahui latar belakang setiap anak didiknya, meliputi etnik, kultural, status sosial, minat, perkembangan kognitif, kemampuan awal, gaya belajar, motivasi, perkembangan emosi, perkembangan sosial, perkembangan moral, serta perkembangan motorik. Asesmen diagnostik dilakukan untuk mengidentifikasi kompetensi, kelemahan, dan kekuatan peserta didik. Hasil dari asesmen diagnostik digunakan guru sebagai rujukan dalam merencanakan pembelajaran yang sesuai dengan keragaman dan kebutuhan belajar peserta didik.

Tiga, merancang perangkat ajar sesuai dengan hasil data profiling dan asesmen diagnostik. Adanya data yang diperoleh guru dapat dimanfaatkan untuk membuat rancangan pembelajaran yang sesuai karakteristik dan kebutuhan belajar peserta didik dengan mengintegrasikan 4 aspek pembelajaran berdiferensiasi, yaitu konten, proses, produk, dan lingkungan belajar. Pada kegiatan perancangan perangkat ajar guru juga harus menentukan teknik dan instrumen asesmen formatif dan sumatif berdasarkan aktivitas belajar, membuat rangkaian pembelajaran dari awal hingga akhir, mempersiapkan lampiran-lampiran yang sesuai dengan kesiapan, minat, dan profil belajar peserta didik.

Empat, melakukan evaluasi terhadap rancangan pembelajaran dan evaluasi pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi. Evaluasi rancangan pembelajaran berdiferensiasi dilakukan dengan mengevaluasi profil peserta didik yang terdiri dari kemampuan belajar, minat belajar, kesiapan belajar, dan modalitas belajar (audio, visual, dan kinestetik), mengevaluasi diferensiasi konten yang terdiri dari sumber informasi dan jumlah konten pembelajaran, mengevaluasi diferensiasi proses yang terdiri dari instruksi/penugasan, strategi pembelajaran, pengelompokkan peserta didik, dan aktivitas pembelajaran, dan mengevaluasi diferensiasi produk yang terdiri dari pilihan produk akhir dan penilaian. Evaluasi rancangan pembelajaran selain digunakan untuk memperbaiki kekurangan, juga dilakukan agar pembelajaran dapat berjalan dengan terstruktur, minim terjadinya kendala, dan sesuai dengan karakteristik serta kebutuhan belajar setiap peserta didik, sehingga dapat tercipta ruang belajar yang interaktif dan dapat meningkatkan kemampuan belajar peserta didik. 

Evaluasi pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi dilakukan seusai penerapan pembelajaran. Hasil dari evaluasi ini digunakan untuk mendapatkan kesimpulan data dari capaian perkembangan peserta didik setelah mengikuti kegiatan belajar. Kegiatan evaluasi tidak hanya dilakukan guru, namun peserta didik juga harus ikut merefleksikan pengalaman belajarnya. Evaluasi ini dapat memberikan informasi yang dapat dimanfaatkan untuk memahami profil peserta didik secara berkelanjutan dan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan keterampilan peserta didik berkembang, sehingga hal ini dapat digunakan untuk menentukan siklus pembelajaran berdiferensiasi yang baru.

Empat tips di atas, dapat digunakan guru sebagai pedoman untuk mengintegrasikan pembelajaran berdiferensiasi ke dalam kelas agar pembelajaran terlaksana dengan sukses. Dengan mengintegrasikan pembelajaran berdiferensiasi, guru telah berupaya untuk memenuhi setiap karakteristik dan kebutuhan belajar peserta didik yang beragam. Hal ini tentu akan berdampak pada peningkatan kemampuan dan hasil belajar peserta didik.


Halimatus Sa’diah, Mahasiswa PPG Prajabatan Gelombang II Universitas Islam Malang, email: 3halimatussadiah@gmail.com

0 Komentar