Fenomena Ekonomi Akibat Dampak Penyebaran Virus Corona

Virus Corona  hadir ditengah-tengah masyarakat pada tahun 2020 sangat menyita perhatian. Dampak nya terlihat mempengaruhi kesehatan masyarakat, hingga perekonomian negara. Saat ini perekonomian dunia termasuk Indonesia mengalami tekanan berat yang diakibatkan oleh virus tersebut.

Virus Corona muncul dan memberikan begitu banyak pengaruh dalam berbagai sektor. Salah satu sektor yang terdampak dan begitu terasa adalah sektor ekonomi. Hal ini menjadi merupakan isu terkini dan menjadi krisis ekonomi global yang terjadi saat ini

Artikel Fenomena Ekonomi Akibat Dampak Penyebaran Virus Corona  ini ditulis menggunakan metode deskriptif kualitatif,  yang mendeskripsikan fenomena dan literatur yang ada. Dengan  cara  mendeskripsikan  fenomena-fenomena melalui  beberapa  sumber  dan  mengambil kesimpulan  dari  beberapa  artikel  maupun jurnal terkait. 

Dari beberapa data fluktuasi ekonomi secara global, baik itu dari sektor keuangan hingga nilai tukar emas , Corona mempengaruhi beberapa sektor ekonomi, diataranya yaitu :
1. Pasar saham,
2. Surat utang, dan
3. Nilai Emas.
4. Ekonomi Dalam Negeri (Indonesia)

1. Sektor Pasar Modal
Virus Corona yang ganas telah membuat investor lari kocar-kacir dari pasar saham global. Membuat pasar ekuitas global bergerak sangat ‘liar’ atau dengan volatilitasnya yang sangat tinggi. Hal ini tercermin dari indeks volatilitas (VIX) keluaran Chicago Board Options Exchange yang berada di level tertingginya dalam lima tahun. Artinya penetrasi Virus Corona terhadap pasar modal terdampak cukup serius.
Disisi lain, Corona mempengaruhi tingkat keputusan investor. Dimana kondisi mental investor menjadi panik dan membuat pasar saham global mendapat tekanan hebat. Berakibat pada bursa saham global yang mencatatkan pelemahan.

2. Perdagangan Surat Utang
Imbal hasil (yield) surat utang AS bertenor 10 tahun yang berada di level terendahnya dalam sejarah. Yield obligasi pemerintah AS untuk tenor 10 tahun berada di level 0,7070% pada Jumat (6/3/2020). Artinya investor dalam 3 tahun terakhir telah mengambil keputusan tiba-tiba ditengah kondisi Virus Corona dengan memutuskan untuk tidak tertarik dengan surat utang yang dikeluarkan oleh AS. Virus Corona dengan sigap telah melahap sektor ekonomi dinegara paman Sam dengan cukup cepat.

3. Perdagangan Emas
Sementara itu harga emas kembali melambung dan mencetak rekor tertingginya dalam tujuh tahun. Jumat (6/3/2020) harga emas di tutup di level US$ 1.673/troy ons. Artinya emas perkasa dalam 3 tahun terakhir.
Kemudia di bulan Maret 2020,  emas mencapai nilai sekitar Rp. 800.000, mengingat nilai emas di 3 bulan sebelumnya masih dikisaran harga Rp. 600.000. Emas yang semula hanya dikategorikan sebagai  asset yang minim resiko telah menjadi sebuah wadah investasi yang cukup diminati. Tetapi kali ini  perdagangan emas terus mengalami lonjakan ditengah kepungan Virus Corona.

4. Ekonomi Dalam Negeri (Indonesia)
Berbagai kebijakan dan stimulus dilakukan oleh Indonesia. Pergerakan nilai tukar dan harga minyak mengharuskan pemerintah mengambil kebijakan. Presiden RI, Ir.Joko Widodo sampai memberikan  arahan kepada seluruh menteri, gubernur dan wali kota untuk memangkas rencana belanja yang bukan belanja prioritas dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) agar mengalokasikan ulang anggarannya untuk mempercepat pengentasan dampak corona, baik dari sisi kesehatan dan ekonomi.

Selain itu pemerintah pusat serta pemerintah daerah membuatk kebijakan dengan menjamin ketersediaan bahan pokok, diikuti dengan memastikan terjaganya daya beli masyarakat, terutama masyarakat lapisan bawah. Hingga impelemntasi kartu pra-kerja guna mengantisipasi pekerja yang terkena PHK, pekerja kehilangan penghasilan, dan pengusaha mikro yang kehilangan pasar dan omzetnya.

Virus Corona, tidak melulu selalu menimbulkan dampak buruk, tetapi ada pula dampak baiknya. Berikut 9 sisi positif dan negatif adanya corona, versi www.abdumar.com: 

Dampak  Positif

  • Publik menjadi lebih serius menanggapi pesan kesehatan masyarakat.
  • Terbukanya peluang pasar ekspor baru selain China.
  • Peluang memperkuat ekonomi dalam negeri. Pemerintah dipaksa memprioritaskan untuk senantiasa fokus memperkuat daya beli di dalam negeri ketimbang menarik keuntungan dari luar negeri
  • Tantangan akan pandemi membuat, memaksa berinovasi dan akan mencari peluang-peluang di tempat lain.


Dampak Negatif

  • Pasar saham,  Surat utang, dan  Nilai Emas dan  Ekonomi Dalam Negeri (Indonesia) mengalami ketidak stabilan
  • Membuat nilai tukar Rupiah melemah
  • UMKM kesulitan membayar biaya-biaya yang ada
  • Tenaga industri perjalanan dan pariwisata yang bisa kehilangan pekerjaan.
  • Memaksa perusahaan manufaktur untuk menurunkan produksinya.


Tidak dapat dipungkiri mulai tahun 2020, perekonomian global tidak bisa diukur dengan hanya sebatas lingkup ekonomi itu sendiri. Virus Corona (Covid-19) menjadi bukti bahwa virus yang mengganggu kesehatan tersebut dapat menimbulkan ketidakstabilan ekonomi pada suatu negara bahkan dalam skala global.

Maka dari itu perlu dipertimbangkan untuk memberikan dana cadangan atau dana talangan dalam rangka mempersiapkan ketidakpastian ekonomi global yang sumbernya tidak dapat diprediksi. Hingga  stimulus khusus dalam menangani kejadian virus corona kepada yang terdampak.

Diadopsi dari berbagai sumber, terutama jurnal ancaman krisis ekonomi global dari dampak penyebaran virus corona (covid-19) disini dan review jurnalnya disini.


0 Komentar