BBPPMPV BOE Malang Dorong Guru Kuasai Nano Learning Object untuk Pembelajaran Digital Interaktif

 

Malang, 6 Oktober 2025 — Dalam upaya memperkuat kompetensi guru di era digital, Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi (BBPPMPV) Bidang Otomotif dan Elektronika Malang menyelenggarakan pelatihan bertajuk “Project Pengemasan Nano Learning Object (P2NLO)” yang dipandu oleh Dr. Siyamta, S.Pd., S.ST., MT.

Pelatihan ini merupakan kelanjutan dari program pengembangan bahan ajar digital berbantuan kecerdasan artifisial, dengan fokus utama pada pembuatan konten pembelajaran singkat dan interaktif melalui konsep Nano Learning Object (NLO).

Nano Learning: Tren Baru Pembelajaran Efisien

Dalam paparannya, Dr. Siyamta menjelaskan bahwa Nano Learning adalah pendekatan pembelajaran yang menyajikan topik singkat berdurasi kurang dari dua menit, tanpa interaksi langsung dengan pengajar. Proses belajar dilakukan melalui media digital seperti video, infografis, maupun e-book interaktif.

“Konsep Nano Learning dirancang agar peserta didik dapat memahami satu kompetensi kecil dalam waktu singkat, efisien, dan menarik. Ini cocok untuk generasi pembelajar digital yang memiliki rentang fokus terbatas,” ujarnya.

SAGUSAMOADIG: Satu Guru Satu Modul Ajar Digital

Melalui proyek P2NLO ini, para peserta pelatihan diajak mengembangkan bahan ajar digital sederhana dengan prinsip SAGUSAMOADIG (Satu Guru Satu Modul Ajar Digital). Setiap guru diberi tugas untuk membuat Nano Learning Object yang berisi:

  1. Halaman identitas dan daftar isi interaktif,

  2. Elemen capaian dan tujuan pembelajaran,

  3. Peta konsep materi,

  4. Materi utama dalam format teks, gambar, video, dan audio,

  5. Asesmen interaktif berbasis platform digital seperti Quizizz, Wordwall, Mentimeter, atau Google Form,

  6. Daftar pustaka dan profil penulis.

Dari Konten Kreatif hingga E-Book Interaktif

Peserta pelatihan diperkenalkan pada Book Creator, aplikasi pengembang e-book interaktif berbasis web yang mendukung format E-Pub. Dengan platform ini, guru dapat mengemas modul ajar digital yang berisi teks, gambar, rekaman suara, hingga video.

“Book Creator sangat ramah bagi pendidik. Tanpa kemampuan pemrograman pun, guru bisa menghasilkan e-book yang kaya multimedia dan siap diakses dari berbagai perangkat,” jelas Siyamta.

Selain itu, pelatihan ini juga menekankan pentingnya konten interaktif, seperti kuis, infografis, kalkulator sederhana, dan video interaktif untuk meningkatkan keterlibatan siswa. Guru diajak membuat konten inspiratif, menantang, dan menyenangkan, yang sesuai dengan prinsip pembelajaran abad ke-21.

Berpijak pada Kurikulum Merdeka

Dr. Siyamta menegaskan bahwa seluruh rancangan modul ajar digital harus berpijak pada Capaian Pembelajaran (CP) sesuai SK Kepala BSKAP No. 032/H/KR/2024. Proses penyusunan dilakukan melalui perumusan tujuan pembelajaran yang jelas, peta materi, serta alur capaian yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik.

Prinsip asesmen dalam Nano Learning juga diatur agar tetap objektif, adil, dan edukatif, selaras dengan panduan BSKAP Kemendikbudristek.

Mendorong Transformasi Guru Digital

Di akhir kegiatan, Dr. Siyamta menegaskan bahwa guru perlu menjadi desainer pembelajaran digital yang mampu memadukan kreativitas, teknologi, dan pedagogi.

“Guru bukan hanya pengajar, tapi juga kreator pembelajaran. Dengan Nano Learning Object, guru dapat mengubah materi rumit menjadi pengalaman belajar yang singkat namun bermakna,” tegasnya.

Pelatihan ini ditutup dengan penugasan bagi setiap peserta untuk mengunggah hasil karyanya dalam bentuk e-book interaktif melalui tautan koordinasi kelas.

Tagar: #NanoLearning #DigitalLearning #BBPPMPVBOE #GuruDigital #PendidikanVokasi #SAGUSAMOADIG

0 Komentar