KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU (Studi Kasus di SMK Islam 1 Blitar)

 


Dalam 5 - 10 - 15 menit

Kepemimpinan kepala sekolah memiliki peran strategis dalam menentukan kualitas pendidikan, terutama dalam meningkatkan profesionalisme guru sebagai tenaga pendidik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana kepemimpinan kepala sekolah di SMK Islam 1 Blitar berkontribusi dalam meningkatkan profesionalisme guru. Fokus penelitian mencakup Bagaimana strategi kepala sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru di SMK Islam 1 Blitar , Bagaimana kepala sekolah memotivasi guru untuk meningkatkan kinerja di SMK Islam Blitar , Bagaimana kebijakan kepala sekolah dalam mendukung  profesionalisme guru di SMK Islam 1 Blitar .

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara mendalam, serta studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah yang efektif mampu meningkatkan profesionalisme guru melalui komunikasi yang terbuka, pembinaan yang berkelanjutan, serta penerapan kebijakan yang mendukung pengembangan kompetensi guru. Faktor-faktor pendukung dalam peningkatan profesionalisme guru meliputi supervisi akademik, pelatihan rutin, serta pemberian penghargaan dan motivasi. Adapun kendala yang dihadapi antara lain keterbatasan sumber daya, kurangnya partisipasi guru dalam pelatihan, serta tantangan dalam pengelolaan administrasi pendidikan.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan kebijakan pendidikan, khususnya dalam meningkatkan profesionalisme guru melalui kepemimpinan kepala sekolah yang lebih efektif. Selain itu, penelitian ini juga menjadi referensi bagi kepala sekolah, guru, serta pemangku kepentingan lainnya dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah kejuruan berbasis Islam.

Kata Kunci: Kepemimpinan Kepala Sekolah, Profesionalisme Guru, Manajemen Pendidikan, SMK Islam 1 Blitar.

Metodologi /pendekatan penelitian >> penelitian kualitatif, studi kasus jenisnya analisis deskriptif Mengapa mengambil lokasi tersebut ?
  • karena berdasarkan observasi dilokasi , terdapat beberapa fenomena yang sama seperti yang ada dalam fokus penelitian
  • Menarik untuk diteliti
Teknik pengumpulan data: 
1. Wawancara mendalam yang tersturtur 
2. Observasi berkali-kali yang berfokus pada rumusan masalah 
3. Dokumentasi

Teknik Analisa Data, Model Miles & Huberman ada 4 tahapan utama, yakni
(1) Data Collection (Pengumpulan Data): Proses mengumpulkan data dari berbagai sumber seperti wawancara, observasi, dokumentasi, atau studi literatur.
(2) Data Condensation (Reduksi Data) : Proses memilih, memfokuskan, menyederhanakan, mengabstraksikan, dan mentransformasi data mentah ke dalam bentuk yang lebih terorganisir.
(3) Data Display (Penyajian Data) : Menyajikan data secara sistematis agar mudah dipahami dan dianalisis lebih lanjut. Bentuk Penyajian: Matriks, Grafik, Bagan alur, Narasi terstruktur
(4) Conclusions: Drawing/Verifying (Penarikan & Verifikasi Kesimpulan) : Proses menyimpulkan makna dari data yang telah dianalisis, serta melakukan pengecekan terhadap kesimpulan tersebut agar tetap relevan dengan data. Agar kesimpulan bersifat valid, kredibel, dan dapat dipertanggungjawabkan.

Pengecekkan keabsahan data dalam  penelitian kualitatif ini, digunakan empat kriteria utama yang diperkenalkan oleh Lincoln dan Guba (1985), yaitu:


Hasil temuan terkait rumusan masalah 
1. Strategi kepala sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru:
a. Peningkatan pedagogik didorong untk mengikuti kegiatan
b. Peningkatan Kepribadian meningkatkn kemampuan komunikasi
c. Peningkatan sosial, guru dituntut untk memiliki sosialisasi yg baik di masyarakat (mampu berkomunikasi secara lisan dan tulisan)
d. Peningkatan keterampilan, sesuai jurusannya masing² (conten knowledge)

2. Motifasi kerja ks untk meningkatkn kinerja
a. Reward, pujian, hadiah,
b. Punisment, teguran lisan, panggilan, pengurangan gaji

3. Kebijakan kepsek dlm mendukung profesionalisme
a. Memberikan ruang untuk studi lanjut

Kesimpulan 
  • Ks mendelagasikan tanggung jawab kepada guru, memenuhi kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi profesional. Sedangkan upaya-upaya yang dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru dengan menerapkan pengawasan langsung dan tidak langsung terhadap guru di sekolah. 
  • Faktor pendukung adanya pelatihan atau seminar yang sering diadakan, mengontrol guru dengan mengecek absensi, kehadiran dan kedisiplinan waktu. Menerapkan aturan-aturan berbentuk lisan dan tulisan serta tampil menjadi motivator dan keseriusan kepala sekolah. 

Rekomndasi
  • Kepada madrasah agar selalu memberikan motivasi yang berkesinambungan
  • Sebaiknya guru banyak mengikuti pengembangan pedagogik, dll tanpa instruksi dari kepala sekolah


0 Komentar