Makam Sunan Bonang terletak di Kelurahan Kutorejo, Kabupaten Tuban, tepatnya di sebelah barat Masjid Agung Tuban. Pada 26 Desember 2024, penulis bersama keluarga berkesempatan mengunjungi makam ini untuk mengenang salah satu tokoh besar dalam sejarah penyebaran Islam di Pulau Jawa.
Sunan Bonang: Ulama dan Seniman
Raden Makdum Ibrahim, atau yang lebih dikenal sebagai Sunan Bonang, adalah salah satu ulama besar pada abad ke-14 dan anggota Wali Songo yang memainkan peran penting dalam penyebaran Islam di Pulau Jawa. Dalam "Atlas Wali Songo" (2016), Agus Sunyoto menyebutkan bahwa Sunan Bonang adalah putra keempat dari Sunan Ampel dari pernikahannya dengan Nyai Ageng Manila, putri Bupati Tuban, Arya Teja. Ia tumbuh dalam lingkungan keluarga yang kental dengan kultur keislaman, yang menjadi landasan kuat bagi perjalanan dakwahnya.
Selain dikenal sebagai tokoh agama, Sunan Bonang juga seorang seniman. Dakwahnya yang kreatif sering menggunakan media seni, salah satunya gamelan. Inovasi ini membuat dakwahnya lebih mudah diterima oleh masyarakat Jawa, yang saat itu sangat dekat dengan seni tradisional. Sebagai penghormatan atas jasanya, nama gamelan dengan tonjolan di tengahnya kini dikenal sebagai gamelan bonang.
Lokasi dan Daya Tarik Makam
Makam Sunan Bonang berada di area strategis di pusat kota Tuban, menjadikannya mudah diakses oleh peziarah dari berbagai daerah. Selain lokasi yang berdekatan dengan Masjid Agung Tuban, makam ini juga memiliki nuansa religius yang sangat kental, dikelilingi oleh suasana tenang yang mendukung refleksi spiritual.
Setiap harinya, makam Sunan Bonang ramai dikunjungi oleh peziarah yang ingin berdoa dan mengenang perjuangan beliau. Terutama pada malam Jumat atau bulan-bulan tertentu seperti Suro, kawasan ini dipadati pengunjung yang mencari keberkahan dan nilai-nilai spiritual.
Warisan dan Pengaruh Sunan Bonang
Sebagai seorang ulama sekaligus seniman, Sunan Bonang tidak hanya menyebarkan ajaran Islam, tetapi juga memperkaya tradisi seni dan budaya di Indonesia. Metode dakwahnya yang inovatif mampu mengintegrasikan nilai-nilai Islam dengan kearifan lokal masyarakat Jawa, sehingga ajarannya dapat diterima dengan baik oleh semua kalangan.
Makam Sunan Bonang bukan hanya menjadi tempat ziarah, tetapi juga cerminan sejarah panjang perjuangan Islam di Indonesia. Mengunjungi makam ini memberikan kesempatan untuk mendalami warisan spiritual dan budaya yang ditinggalkan oleh salah satu tokoh besar Wali Songo. Semoga generasi saat ini terus menjaga dan melestarikan warisan ini sebagai bentuk penghormatan terhadap perjuangan para ulama terdahulu.
0 Komentar